Entah harus ku sebut apa kamu, ya kamu seseorang yang
pertama kali berhasil merebut perhatian dan rasa aneh yang tumbuh dihati anak
usia 8 tahun. Mungkin aku menyebutnya cinta monyet. Bukan cinta pertama, tapi
kamu lebih pantas aku sebut cinta monyet atau cinta masa kecil. Hei kamu,yang
dulu selalu menyusuri jalan bersama menuju rumah kita masing-masing. Tak jarang
tangan kita saling berpegangan tangan. Rasanya absurd, karena ini hanya sebuah
permainan hati dari gurauan seorang anak kecil yang tak mengerti apa-apa
tentang perasaan, apalagi cinta.
Bagaimana kabarmu? Aku ingat, dulu kamu salah satu murid
yang sering dihukum guru juga ya?. Anak nakal, tapi mengesankan. Aku merindukan
suasana di kelas SD dulu. Guru kita ternyata sangat disiplin juga ya. Ah, masa
kecil itu memang tidak pernah merasa ada masalah, segala nya terasa baik baik
saja. kamu pernah diam-diam menyukai ku. Menyelipkan sesuatu barang ke dalam
tas ku. Taukah kamu, waktu itu aku begitu sangat sangat senang. Sangat menyukai
barang pemberian darimu.
Sebuah pita rambut dan jepit rambut cantik yang sangat begitu menghias rambutku. Saat itu memang aku tidak mempunyai nyali untuk mengatakan yang sesungguhnya. Kita baru kelas 4 sd. Aku sungguh-sungguh pemalu saat itu. Aku menyukai mu diam-diam. Dan kamu mungkin menunggu jawabanku, tapi dengan sikapku dan raut wajahku ketika aku bersamamu pasti sudah menggambarkan kalau aku memang sudah menyukai dirimu. Sungguh tersirat nyataku. Akumencintaimu.
Sepertinya menyukaimu lebih pantas.
Sebuah pita rambut dan jepit rambut cantik yang sangat begitu menghias rambutku. Saat itu memang aku tidak mempunyai nyali untuk mengatakan yang sesungguhnya. Kita baru kelas 4 sd. Aku sungguh-sungguh pemalu saat itu. Aku menyukai mu diam-diam. Dan kamu mungkin menunggu jawabanku, tapi dengan sikapku dan raut wajahku ketika aku bersamamu pasti sudah menggambarkan kalau aku memang sudah menyukai dirimu. Sungguh tersirat nyataku. Aku
Seiring berjalan nya waktu, kita sudah semakin dewasa.
Aku sudah menjadi seperti ini, sudah tak cengeng lagi seperti dulu. Dan kamu
sudah semakin dewasa. Ku dengar sekarang kamu jadi petinju ya? Aku ingat, dulu
kamu memang sering berantem. Ah sekarang itu malah jadi bakatmu ya. Beginilah
kita sekarang, sudah semakin berubah. Tak saling bersapa. Tak saling bertemu.
Tak saling bertukar kabar. Kadang, aku ingin melihatmu. Melihatmu di arena
pertandingan tinju itu. Lalu apakah kamu masih mengingatku seperti ini. tetap
berkarir ya teman. Pasti ada saatnya kita bertemu lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar