Kamis, 29 Maret 2012

my classmate funny story : part 1

paper messanger :D



hari ini sewaktu mapel bahasa inggris, kelas ku xii ipa 1, membuat permainan Paper messanger. karena pas pelajaran bahasa inggris, jadi tema nya 'GRAMER' dengan judul 'MAKE YOUR STORY'
tujuannya cuma buat iseng-isengan aja kok :D karena terlalu penat dengan pelajaran-pelajaran buat mengejar UN, jadi untuk mengisi kepenatan kita  bikin paper messanger aja, setting nya cuma satu kertas yang diedar-edarin ke meja-meja, dan terserah siapa aja yang mau nulis, n' terserah mau bikin cerita apa, dan pastinya cerita nya gokil banget.. :D :D 
liat aja iniiiii .....






 Last night i’m sleeping, in my sleeping i’m dream that my boy became handsome. Sometimes the gost hit him. And then i wake up when he kiss my eyes, i’m so scared, then i sleeping again. I dream again i tobe a putri indonesia 2012. I putuskan my boy to be my driver. When my boy became my driver , i break with my boy. I meet a handsome and he was very love me. And then i began relationship with the boys. 
 I wake up for my dream and i sleeping again. I dream i to be a miss universe 2012 and i decide my boy to be driver again. That’s is my dream , when i wake up. I looked around me , how wet this place, then my mother came to my bed and angry with me, and i’m realize “OH NO, I’M URINATING IN MY BED”. after that , i look the clock in my table and it’s show 06.30 am. I quickly dress up and put my bag then riding my motor cycle fastly. I decide not take a bath before go to school. My friiends at class screaming “WHAT’S SMELL? It’s like a Pee smell ! “. I’m so confused with my live. I want to be a angel who very beauty and can flying dont have mistake !
I’m speecless. Oh my God he is very handsome, very cool and very muscle. But i think i should burn my dream off, because the most handsome teacher doesn’t want to look at me. Because i have bad smell. He is more in love with his Solenoida. I really hate Solenoida. I am jelous with solenoida. I want to kill solenoida.

To be continue....  ;D

Sabtu, 17 Maret 2012

i remember u sensei :")

Pagelaran tahun ini, aku dan teman-teman cewek kelas xii ipa 1, nampilin paduan suara :D 
kita nampilin lagu jepang judulnya i remember u , lagunya YUI
lagu ini kami persembahkan untuk sensei , guru bahasa jepang kami.
karena sensei pas kami lulus beliau sudah tidak mengajar bahasa jepang lagi di sekolah kami.
mengingat adek kelas kami nggak ada pelajaran bahasa jepang :(
 ini ya aku kasih lirik lagunya YUI "i remember you"



Kaze wa mou tsumetai keredo
Natsukashii sora no nioi ga shitan da
Hoomu kara umi ga mieru
Kono basho de kimi wo sagashiteru

Kisetsu hazure no saafuboodo ni
Ano natsu wa kitto ikiteru

Taiyou wa zutto oboete ita hazu sa
Nee kikoeteru?

Namida wa misenai tte kimi wa sou itte
Bokutachi wa futari te wo futta
Sayonara wa iwanai dakara te wo futta
Yuuyake ni kieta I remember you

Sabita gitaa kakaeru tabi ni
Ano uta ga mune no oku wo tsukamu kedo
Ima mo mada saenai hibi
Kono basho de boku wa sugoshiteru

Dakedo omoun da dareka no tame ni
Kitto bokura wa ikiteru

Taiyou ga kitto oshiete kuretan da
Nee kikoeteru?

Namida wa misenai tte kimi wa sou itte
Bokutachi wa futari te wo futta
Sayonara wa iwanai dakara te wo futta
Yuuyake ni kieta I remember you

Are kara no boku wa aikawarazu dakedo
Hon no sukoshi jishin ga arun da yeah...

Namida wo koraeteru yakusoku dakara
Dare yori mo tsuyoku naranakucha
Sayonara wa iranai datte me wo tojite

Sugu ni aeru I remember you 



so sweet banget kan lagunya :") itu lagu perpisahan..
sensei sampai mata nya berkaca-kaca melihat kita membawakan lagu itu.
terharu sekali :D
ARIGATOU SENSEI WE
SAYONARA (^^) 






 

Jumat, 16 Maret 2012

puisi "sekilas memori"

aku mencoba melukis kebahagiaan,
dan aku mengguratkan garis hitam didalamnya,
menautkan lambaian gelap
yang tersebar direlung jiwa,
serangkaian kata tak cukup 
mengungkapkan kekecewaan ku,
tersadar kau keluar dari lingkaran hatiku,
tak pernah ku sangka
sekejap kau sambut luka terbawa dalam rasa,
hiasan luka telah memudarkan 
guratan garis lengkung dibibir,
tangisan lirih tak berbisik tertahan,
tak terkira cinta itu melebur,
menjadikan serpihan mendung,
dan lenyap bersama tetesan air hujan,
menghapus warna-warna indah 
yang pernah kau lukis..

Kamis, 15 Maret 2012

Hujan








Hujan..
 Adakalanya banyak orang
Yang mengharapkanmu
Saat gersang menyelimuti
Membalut luka hati setiap insan

Awan hitam berpadu dg angin
Mengeram jiwa yang lapuk
akan gersangnya hati
dan rindu datangnya kesejukan

Hujan adalah anugerah
Yang membasahi bumi
Saat itu malaikat langit
Dan bidadari-bidadari kecil
Menari indah disana

 
 

Selasa, 13 Maret 2012

birunya langit hari ini


Birunya langit hari ini mengajariku akan suatu hal, segalanya akan selalu berganti seperti indahnya langit hari ini, sebelumnya aku melihat mendung menutupi hamparan luas perkamen langit, namun angin mematuhi melukis takdirMu mengganti kelabunya langit mejadi biru nan elok, langit membiru seolah menitipkan senyuman matahari, mereka ingin kita selalu tersenyum, tersenyumlah untuk sekarang dan nanti sampai waktu cukup untuk melepas kita pergi, karena dengan senyuman segala hal yang menyiratkan kesedihan akan berangsur menghilang dan membuat segalanya terasa lebih mudah, kala kesedihan itu menghampiri ingatlah setiap kebahagiaan yang kita terima selama ini, bukankah porsi kebahagiaan lebih banyak dibandingkan kesedihan, lalu apa lagi yang kita risaukan? Karena setiap kesedihan atau kebahagiaan akan segera berakhir dan berganti dengan peristiwa lagi, sebuah proses pembelajaran untuk memahami mengapa kita hidup saat ini.
Aku berjalan hanya dengan mata hati, bernafas hanya dengan tekad, aku mendaki penuh dengan teka teki, dimanakah matahariku?
Matahariku selalu bersinar, namun makna sinarnya hanya mengenai mereka yang mau membuka diri, meskipun cahayanya seolah menerpa setiap insan di bumi ini, tapi tiap tiap yang menerima berbeda mengartikannya, ada yang bingung mengapa matahari ini kadang bersinar kadang redup, ada yang sedih kenapa matahari redup hari ini, ada yang risau akankah dapat melihat lagi indahnya matahari hari ini, dan ada pula yang berfikir mengapa matahari tidak pernah lelah bersinar? Kita berada dimana, kita berhak memilih.
Matahariku selalu bersinar, takdirnya memberi arti kehidupan ini, aku pun ingin seperti dia dengan segala kemampuan yang aku miliki saat ini, berusaha memberi arti, bukankah kita terlahir di dunia ini adalah dengan takdirNya, dan kita terlahir di dunia ini bukan tanpa tujuan melainkan membawa pesan- pesan Tuhan, hidup ini pilihan, dan aku telah putuskan, pilihan yang wajib aku perjuangkan. Aku dalam masa proses, tapi keyakinanku sangat kuat, aku harus berjuang kawan, kamu bisa aku pun bisa!
Bila Aku jatuh nanti, Aku siap Melompat lebih Tinggi.
Tetap Semangat dan Hadapi setiap Episode Hidup dengan Senyuman
Everyone feels pain
But surely, after suffering satisfaction will arrive
Step by step, I want find that light

memories of Lintas Alam Ambalan 2011


 

Kegiatan tahunan dari program kerja Dewan Ambalan SMA N 3 yaitu LAA atau Lintas Alam Ambalan, yang dilaksanakan setiap liburan semester II. Tahun ini, Dieng menjadi pilihan untuk kami kunjungi. Kegiatan ini peminatnya cukup banyak diantaranya kelas X, XI, XII dan alumni. Kami berangkat  juga ditemani oleh pembina kami yaitu pak cip dan bu steffi dan juga para pemandu. Setelah setahun kita menjalani aktivitas belajar setiap hari, kini kami mengikuti LAA untuk melepaskan penat dan sekedar  refreshing.
Tanggal 25 Juni 2011 tepatnya pukul 07.00 WIB, para peserta berkumpul di SMA N 3 Pekalongan. Setelah alat transportasi yang disewa datang kamipun segera memindahkan barang-barang ke truk dan kami segera menuju ke kabupaten Bawang. Kami  sampai di kabupaten Bawang pukul 10.00 WIB. Rombongan berhenti sebentar di depan polsek Bawang untuk menyerahkan surat izin melintas. Setelah itu kami melanjutkan kembali perjalanan sampai di perkebunan teh. Kemudian rombongan turun dari truk untuk melakukan perjalanan yang sesungguhnya.
Kami istirahat sebentar sambil mengisi energi untuk perjalanan panjang yang akan kami tempuh. Tepat pukul 10.30 WIB kami mulai melangkahkan kaki.  Jalanan yang kami tempuh tidaklah mudah. Jalanannya naik turun yang membuat kaki kami hampir putus. Setelah kami berjalan selama empat setengah jam, kamipun beristirahat sebentar di masjid untuk melaksanakan shalat dan meluruskan kaki sebentar.
Setelah itu, kami mulai kembali melanjutkan perjalanan. Sawah,tebing dan hutan telah kami lewati. Menjelang maghrib kami masih dalam perjalanan. Jalananpun mulai gelap, untungnya kami membawa senter. Akhirnya setelah berjalan seharian, pada waktu maghrib kami sampai di rumah penduduk untuk bermalam. Kamipun segera menunaikan shalat maghrib. Dinginnya air dataran tinggi Dieng sangat menusuk, membuat kami enggan untuk berwudhu. Rasanya seperti es yang mencair. Setelah shalat isyak dan makan malam, kami akhirnya tidur. Malam itu kami diperkenankan tidur di balai desa setempat oleh para penduduk. Kami tidur dengan beralaskan karpet. Rasa dingin yang luar biasa membuat kami tak bisa tidur dengan nyenyak. Kami masih merasa kedinginan meskipun telah memakai kaos kaki, selimut dan jaket.
Malam yang sangat dingin telah kami lewati. Pukul 04.00 WIB tanggal 26 Juni, kami bangun bersiap-siap untuk menunaikan shalat subuh dan membersihkan badan. Matahari telah bersinar dari sebelah timur, kamipun duduk-duduk di teras untuk menghangatkan badan sambil makan sisa bekal yang kami bawa. Setelah cukup kami membersihkan balai desa dan segera melanjutkan perjalanan kembali.
Pengalaman dihari yang kedua itu memang tak sepanjang hari pertama, dan medannya pun tidak begitu bahaya. Kami melewati jalan setapak yang kanan dan kirinya adalah tanaman kentang. Setelah beberapa jam melakukan perjalanan rombongan sampai di lapangan untuk menunggu truk yang membawa sarapan kami.

 

 Tak lama kemudian truk datang kamipun naik ke truk dan menuju kawah Sikidang. Kawah Sikidang adalah objek wisata pertama yang akan kami kunjungi. Namun sebelum kami melihat kawah, kami terlebih dahulu sarapan pagi. Setelah sarapan selesai, kami memulai melihat kawah sikidang bersama-sama sambil foto-foto. Setelah foto-foto rombongan menuju ke penjual oleh-oleh khas Dieng. Setelah itu kita kembali melanjutkan perjalanan ke Candi Dieng.
Ketika kami tiba di kawasan Candi, cuaca masih cukup cerah. Kamipun segera menyaksikan candi-candi sebelum kami melanjutkan ke objek selanjutnya yaitu Telaga Warna. Setelah beberapa jam berada di kawasan Candi. Kami kemudian melanjutkan perjalanan ke Telaga Warna. Ketika tiba di Telaga Warna, kabut sudah turun sehingga membuat kawasan itu taK terlihat jelas. Rombonganpun akhirnya tidak jadi masuk ke Telaga Warna, karena keadaan di dalam pasti sudah gelap. Disana kami hanya menunaikan shalat kemudian segera pulang ke Pekalongan.
Dalam perjalanan pulang banyak para peserta yang kelelahan dan tertidur di truk dan banyak pula yang muntah-muntah. Tapi rasa lelah yang kami dapatkan setimpal dengan rasa senang yang kami rasakan. Perjalanan yang panjang, jalanan yang tidak mudah, semuanya hilang dari pikiran kami. Rombongan tiba di Pekalongan jam 5 sore.

 

Sabtu, 10 Maret 2012

review about novel Surat Kecil Untuk Tuhan

The title of this book is Surat Kecil Untuk Tuhan, written by Agnes Davonar. It consist of 288 pages. The price of the book is Rp. 38.800. It first published in blog of Agnes Davonar. So the whole story is real, it was really happened all based experienced by Gitta Sessa Wanda Cantika (Keke).
The real story of 13-year old girl safe of the deadly malignant cancer in the world. Keke illness Rabdomiosarkoma or soft tissue cancer that slowly broken his face  and looks like a monster. Although his heart hurt, but she not be discouraged. Keke remained active in school and all of her activities. Father of Keke never give up. He struggled to treat Keke until to abroad.  apparently the struggle it successful. Although cancer of her body is clean, but after 6 months of illness return again. She was not angry to God, but instead she grateful for the chance to breathe for 3 years. In the last her breath, she wrote a little letter to God.
The stories imply lot of valuable lesson of to be patient, appreciate a friendship and importance of the time in the life of this world. Especially the way the author tells the story that illustrates by Keke clearly. Each story full of mystery, happiness, sadness, smiles and tears. This novel is a deeply touching that would make the readers burst into the tears.
The story is an inspiration that touched millions of readers, and perhaps for some cancer patients who are still struggling to recover. The novel is very unfortunately for us miss. Because this novel could add  moral value to adolescents Indonesia.




Kamis, 08 Maret 2012

puisi seorang anak jalanan


Dalam keramaian kota
Berbagai cerita telah tertoreh
Di kanvas kehidupanku
nasib membelenggu tanganku
dengan langkah kaki penuh harap
terseok seok ku menyusuri  jalan

cinta dan kasih sayang
 hangus dalam sengatan mentari
rindu yang ada dalam hati
terkikis oleh ribuan air hujan


aku hanyalah seorang anak jalanan
yang selalu tersisih oleh sombongnya sang waktu
seakan dunia ini terbahak
melihat ku melayangkan harap
pada sebuah mimpi masa depan
untuk menggapai asa cita cita

Doa untuk Sang Kekasih kepada Sang Pencipta


Allah yang maha pemurah.
Terima kasih engkau telah menciptakan dia dan mempertemukan saya dengannya.
Terima kasih untuk saat-saat indah yang telah kami lalui bersama.
Saya datang bersujud dihadap-Mu...
Sucikan hati saya ya ALLAH.
Sehingga dapat melaksanakan kehendak dan rencana-Mu dalam hidup saya.

Ya ALLAH...
Jika saya bukan pemilik tulang rusuknya.
Janganlah biarkan saya merindukan kehadirannya.
Janganlah biarkan saya melabuhkan hati saya di hatinya.
Kikislah pesonanya dari pelupuk mata saya.
Dan jauhkan dia dari relung hati saya.
Gantilah damba kerinduan dan cinta yang bersemayam di dada ini dengan kasih-Mu yang tulus dan murni.
Dan tolonglah saya agar dapat mengasihinya sebagai sahabat.
Tetapi jika Engkau ciptakan dia untuk saya.

Ya ALLAH...
Tolong satukan kami.
Bantulah saya untuk mencintai, mengerti dan mau menerima dia seutuhnya.
Berikan saya kesabaran, ketekunan dan kesungguhan untuk memenangkan hatinya.
Ridhoi dia agar juga mencintai, mengerti dan mau menerima saya dengan segala kelebihan dan kekurangan saya, sebagaimana telah Engkau ciptakan.
Yakinkanlah dia bahwa saya sungguh-sungguh mencintai dan rela membagi suka dan duka untuk dia.

Ya ALLAH maha pengasih.
Dengarkanlah doa saya ini.
Lepaskan saya dari keraguan ini atas kasih dan kehendak-Mu.

Ya ALLAH yang maha kekal.
Saya mengerti bahwa Engkau senantiasa memberikan yang terbaik untuk saya.
Luka dan keraguan yang saya alami, pasti ada hikmahnya.
Pergumulan ini mengajarkan saya untuk hidup makin dekat kepada-Mu.
Untuk lebih peka terhadap suara-Mu.
Yang membimbing saya menuju terang-Mu.
Ajarkan saya untuk tetap setia dan sabar menanti waktu yang telah Engkau tentukan.
Jadikanlah kehendak-Mu dan bukan kehendak saya yang terjadi, dalam  bagian hidup saya.

Ya ALLAH...
Semoga Engkau mendengarkan dan mengabulkan permohonanku.

Amin....

cerpen " hidup adalah pilihan "


            Mentari muncul dari peraduannya. Rumput-rumput menyisakan embun dingin. Burung-burung dengan kicaunya yang riang meramaikan datangnya pagi di desa Wanaharja yang letaknya dipinggir kota. Di sebuah rumah kecil, tinggal  seorang ibu bersama anak perempuannya bernama Aina.
            Aina bersekolah di SMA favorit yang berada di kota, setiap hari Aina harus menempuh perjalanan ke sekolahnya yang jaraknya jauh dari rumahnya dengan menggunakan sepeda kesayangannya . Di sekolah Aina dikenal sebagai siswa berprestasi. Ia selalu menjadi juara kelas dan sering mengikuti beberapa perlombaan. Ia  juga tak pernah pamrih mengajari teman-temannya yang tidak paham tentang pelajaran. Tak heran jika Aina disukai banyak teman-teman dan guru-guru karena sifatnya yang ramah dan rajin.
            Hari ini adalah hari pengumuman hasil kelulusan. Semua orangtua siswa sedang menantikan amplop yang berisi kertas yang bertuliskan LULUS atau TIDAK LULUS beserta hasil nilai ujian anaknya. Sedangkan semua siswa kelas 3 menunggu dengan hati yang berdebar-debar, tak terkecuali Aina.
Setelah lama menunggu, akhirnya para orangtua keluar dari ruangan dengan membawa amplop itu dan memperlihatkan kepada anaknya. Lalu ada ibu guru yang mengumumkan untuk siswa dengan nilai tertinggi diraih oleh AINA ANGGREANI. Betapa bahagianya  bu Lasmi ketika nama anaknya disebutkan sebagai siswa berprestasi. Hari itu bu Lasmi yang seorang tukang jamu miskin merasa lebih terhormat daripada orangtua lain sekaya apapun mereka.
“makasih ya nak, ibu bangga punya anak seperti kamu” ucap bu lasmi dengan raut wajah yang bahagia.
“itu semua takkan terjadi tanpa doa dari ibu” kata Aina seraya memeluk tubuh ibunya. dengan airmata nya yang sudah terlanjur menetes sampai ke pipi. Bukan airmata kesedihan, melainkan sebuah airmata kebahagiaan. Tak sia-sia ia belajar selama 3 tahun di SMA ini dengan hasil jerih payah kerja ibunya
 
                             V
      
“Aina, kamu jadi mendaftar beasiswa kuliah itu?” tanya bu Lasmi kepada anak satu-satunya itu. Sambil menyiapkan botol-botol kaca untuk tempat jamu jualannya.
“Aina ragu bu, kalau misalnya Aina kuliah nanti ibu di rumah sendirian” jawab Aina. Mata itu menatap sosok ibunya yang  sudah menua. Dia tidak tega harus membiarkan ibunya hidup sendiri. Dari pagi sampai siang ibunya jualan jamu keliling sedangkan sore hari menjahit di rumahnya.
“lho? Kenapa ragu tho Nak, itu kan cita-cita mu, bukannya kamu ingin sekali mendapat beasiswa itu?” nada suara bu lasmi yang sedikit kecewa “ tidak usah mengkhawatirkan ibu , yang penting kamu bisa kuliah yang pinter, jadi orang sukses yang berguna untuk oranglain. Kalau kamu sukses, ibu juga seneng” lanjut bu Lasmi dengan sungguh-sungguh.
Aina mengangguk dan tersenyum “insyaAllah bu”. Tapi dihatinya masih tersimpan gundah.
                                   
                                                                                                       v                             

Akhirnya Aina memutuskan untuk mendaftar. Walaupun berat ia harus meninggalkan ibunya hidup sendiri, jika ia diterima. Namun  ada sebuah keinginan besar untuk meneruskan sekolahnya ke Universitas yang ia mimpikan. Ia selalu berdoa kepada Allah SWT agar selalu dimudahkan jalannya menuju cita-cita dalam hidupnya. 
                                            v   


Langit sore menampakan warna jingga yang kelabu. Matahari kembali sembunyi dibalik awan malam yang mendung. Lalu hujan pun turun dimulai dengan gerimis yang beradu. Yang memaksa sebagian orang untuk tidak beraktivitas di luar rumah.
Di  dalam rumah, Bu Lasmi sedang melakukan pekerjaan sampingannya yaitu menjahit dengan mesin jahitnya yang sudah tua. Itupun jika ada yang menawarkan jasa itu ke rumahnya. Tak jarang Aina membantu bu Lasmi menjahit dan membuat jamu.
“uhuk..uhuk..” bu Lasmi terbatuk-batuk.
“bu, ibu kenapa?” tanya Aina menatap ibunya dengan resah.
“tidak apa-apa Nak” jawab bu Lasmi “uhuk..uhuk” batuk bu Lasmi semakin parah saja.
“itu kan bu.. batuk ibu semakin parah, sebaiknya sekarang kita periksakan saja ya bu” bujuk Aina
“tidak perlu, ini cuma batuk biasa. Cuaca yang sering berganti-ganti itu memang musimnya banyak penyakit. Apalagi flu dan batuk” kata bu Lasmi meyakinkan Aina. Sebenarnya bu Lasmi memang merasakan ada yang tidak beres dengan pernafasannya yang sering sesak dan batuk. Tapi ia selalu menyembunyikannya dari Aina.
“tapi bu..” Aina menggenggam tangan ibunya.
“percaya sama ibu” ujar bu Lasmi berharap Aina dapat mengerti.

                                            v   
           
Aina menghela nafas panjang. Lewat jendela kamar, matanya mengawang pada langit malam yang dihiasi cahaya bintang. Tetapi suasana hati Aina tak seindah dengan apa yang terjadi seperti malam ini.
            “bagaimana mungkin aku meninggalkan ibu yang sedang sakit, tinggal sendirian di rumah ini” resah  Aina dalam hati. Ia keluar dari kamarnya. Dan mendapati ibunya yang masih menjahit.
            “ kok belum istirahat bu? Sudah malam bu, lebih baik diselesaikan besok saja” pinta Aina
            “tidak apa-apa, toh juga ibu sedang membuatkan mukena untukmu. Kalau pesanan untuk orang sudah jadi nduk” kata bu Lasmi diakhiri dengan senyuman.
            “untuk Aina bu?” tanyanya dengan senang hati.
            “ya Nak, ini hadiah untukmu dari ibu” jawab bu Lasmi dengan melanjutkan jahitan mukenanya yang sudah akan jadi.
            “terima kasih ya bu” ucap Aina dengan tersenyum “tapi.. Aina belum pasti diterima toh bu?” la merasakan kembali kegundahan hatinya.
            “optimis Nak, ibu yakin kamu pasti diterima. Besok hari pengumuman beasiswa itu tho?”.
“iya ibu.. bu, Aina sayang ibu”
            “ibu juga sayang Aina”
Aina menghampiri peluk ibunya.
Tapi tetap saja keraguan dan kegundahan masih menyelimuti hatinya. Di dalam hati kecilnya ada perasaan takut apabila ia diterima. Tapi ada perasaan kecewa apabila ia tidak terima.

                                            v   
             
Keesokan harinya. Seperti biasa, setiap pagi sampai siang bu Lasmi berjualan jamu keliling. Meskipun hasilnya tidak seberapa, namun pekerjaan itu tetap ia jalani dengan senang hati. Bu Lasmi biasa jalan kaki menyusuri rumah-rumah .
            “uhuk..uhuk” bu Lasmi menghentikan langkah kakinya. Karena batuk yang ia rasakan sudah semakin parah “uhuk..uhuk” batuknya lagi. Lalu diusapkan telapak tangannya ke mulut untuk menutupi suara batuk itu. Tapi begitu ia buka dan lihat, telapak tangannya sudah bercampur darah. Pandangannya mulai kabur. Kakinya kaku untuk dipaksa berjalan. Kepalanya semakin berat untuk merasakan apapun. Tubuh bu Lasmi  jatuh ke kerikil jalanan yang menurun. Malangnya, di pinggir jalan itu ada sebuah batu besar, dan kepala bu lasmi membentur batu itu.
                                            v   
           
Di tangan Aina sudah memegang sebuah amplop berisi surat pengumuman beasiswa Universitas itu.
“Apapun isi yang ada di dalam amplop ini aku harus terima. Karena itu memang sudah jalan yang Allah berikan kepadaku” bisik Aina dalam hati.
Dengan penasaran dan hati yang penuh harap. Aina membuka amplop itu dengan hati-hati. Pandangan matanya tertuju pada sebuah tulisan “DITERIMA”. Airmatanya menetes. Tak tahu apakah ia harus sedih atau senang. Tapi yang pasti ia harus segera pulang ke rumah dan memperlihatkan surat  itu kepada ibunya.
“ ibu pasti sangat bahagia mendengar kabar ini” Aina tersenyum dalam hati.

                                            v   

Begitu ia sudah sampai rumah, betapa terkejutnya ketika ia melihat banyak orang berada di rumahnya.
“ada apa ini, pak bu?” tanya Aina kepada para tetangganya itu dengan wajah yang tak mengerti. Lalu didapatinya tubuh ibunya tergeletak tak sadarkan diri.
“Aina, ibu kamu jatuh pingsan di jalan dan kepalanya terbentur batu” tutur bu Rina seorang Dokter di puskesmas desa tempat tinggal Aina.
“dan ibumu tidak bisa diselamatkan” lanjut bu Rina dengan mata yang berkaca-kaca.
Aina tersontak kaget mendengar apa yang baru saja diucapkan bu Rina. Ia langsung memeluk tubuh ibunya yang sudah tak bernyawa lagi. Airmata kesedihan yang kini menetes dari mata Aina. Dia kehilangan sosok panutan dalam hidupnya yaitu bu Lasmi.

                                            v