Sabtu, 03 November 2012

[G]alium [L]ithium [I]ridium [S]odium

Untukmu yang tak pernah terlewati dari sorotan mataku,
Aku menulis ini ketika bayangmu tiba-tiba berserakan di otakku. Dan aku masih tak mengerti dengan hal yang aku lewati beberapa hari ini. Taukah kamu ada perasaan bahagia yang aku rasakan ketika sosokmu ada di depanku, ketika aku mempunyai kesempatan untuk bisa menatapmu dari dekat. Entahlah, mungkin aku mulai mengagumi sosokmu atau lebih dari sekedar itu. Taukah kamu bahwa ada seseorang yang dengan lugu memperhatikan gerak-gerikmu, seseorang yang diam-diam menyimpan guratan wajahmu dalam ingatan, meski kamu tak sadar sedang diperhatikan. Kamu seperti magnet, nyatanya kamu berhasil menarik semua perhatianku, hanya utuk seseorang sepertimu. Aku terus menatapmu dengan diam-diam, hingga aku tk bisa berhenti tersenyum. Aku terlalu penasaran dengan segala tingkah laku dan karaktermu.

Untukmu, pemilik senyum manis dan tatapan melankolik,
Aku mengagumi mu melebihi dari yang kamu tau, meski kamu tak akan pernah tau. Beginilah caraku mengagumimu dalam diam. Diam-diam memperhatikan tingkah-tingkahmu yang lugu, memperhatikan caramu tertawa di dunia yang kau ciptakan sendiri, memperhatikan caramu menyanyi-nyanyi sendiri dalam gumaman-mu. Bagiku berbicara denganmu adalah hal terindah yang ku rasakan, menghafalkan suaramu yang selalu aku nantikan untukku dengar, hingga aku mulai terbiasa kenal dengan suaramu. Seringkali aku melihatmu suka memangku dagu hingga saat itu juga aku tau itu ciri khas mu dalam menghadapi kebosanan, mungkin.

Untukmu yang mungkin telah lupa dengan namaku,
Kamu berbeda, kamu terlalu sibuk dengan dunia mu sendiri duniamu yang ingin ku telusuri keindahannya, dan aku berada didalam dunia berbeda. Kamu beda, kamu tak banyak tingkah seperti yang lain, kamu cukup mengunci mulutmu untuk al yang sekiranya tidak perlu. Terlihat dari penampilanmu, sepertinya kamu penyuka warna merah dan hitam ya?
Aku seringkali memperhatikan caramu menatap layar handphone yang sering kamu genggam. Terkadang kamu menatap benda itu dengan tersenyum sendiri. Apakah duniamu itu sugguh menyenangkan? Seperti hebatnya club liverpool yang kamu senangi.
Lalu, aku mengerti penyebab dari senyuman mu itu. Aku mengerti kamu telah mencintai dan dicintai seseorang. Seseorang yang kau anggap penting dan spesial. Lalu terlihat bahwa kamu sangat setia terhadapnya. Dia adalah seseorang yang beruntung. Beruntung bisa mendengarkan dan merasakan kebahagiaan serta keluh kesahmu. Dia sangat beruntung bisa menyentuhmu, mendengarkan suara mu, memperhatikan dengan dekat.  

Untukmu yang mungkin tidak akan membaca tulisan ini,
Mungkin kamu tak pernah membaca tulisan ini atau mungkin ada keajaiban jika kamu sempat membacanya. Mungkin kamu akan tertawa membaca tulisan ini, mungkin kamu menganggapku sebagai orang tolol dan absurd. Tapi memang ini kebodohanku. Aku begitu tergoda oleh pesonamu yang menyilaukan mata. Tapi, aku tetaplah aku yang hanya berani memperhatikanmu diam-diam. Walaupun aku seringkali bersinggungan dengan tatapan matamu, namun aku hanya ingin kamu melihat mataku dan membaca isyarat dimataku, diotakku ada kamu yang berotasi disitu. Hey kamu? Salahkah jika sosokmu ku rindukan diam-diam. Aku tak minta banyak hal, aku hanya ingin merasakan kehadiranmu dalam semestaku.
Lalu waktu pun terus berlanjut, dan aku sadar. Ini bukan cinta, aku yakin itu. Hanya ketertarikan sesaat yang tak mampu dijelaskan secara logis. Langkahku terseret terlalu jauh darimu. Hingga aku hanya mampu menatap punggung mu yang berlalu dari pandangan mataku. Hingga pada saat nya nanti wajahmu benar-benar hilang dari ingatan.
Maafkan aku karena aku ingin terus mengikuti bayang-bayangmu, maafkan aku karena dengan lancang menulis ini untukmu.

Dari pemuja rahasia-mu
yang ingin lebih dari sekedar pengagum-mu :’)