Minggu, 15 Juli 2012

untuk KAMU, yang ku sebut DIA ( part II )

baca cerita sebelumnya disini :)


“cinta itu datang dengan sederhana, walaupun ia kerap datang tak terduga” 

Di balik keraguan yang menyelinap di hati, justru karena itu aku terlalu sering memikirnya, hingga timbul rasa yang disebut cinta.

Dibalik jendela kelas, aku memandang ke luar. Berharap sosoknya ada diantara mereka yang memakai seragam putih abu-abu. Sesekali dia terlihat dari kejauhan, berjalan dengan gaya langkahnya yang sudah ku kenal. Sesekali dia juga memandang ke kelasku. Sorotan matanya menuju ke jendela kelasku. Ya, sorotan mata yang aku kenal itu menuju ke arahku, dia melemparkan senyumnya yang hangat untukku. Aku balas senyumnya dengan tersipu malu, rasanya ada getaran yang aneh yang aku sendiri sudah tau apa artinya. Yang pasti aku sangat bahagia. Bahagia menjadi pilihannya, dan memilihnya.
Dia, dia, selalu dia. Tiap hari selalu hadir di pesan singkat handphone ku. Perhatiannya yang sederhana tetapi penuh makna. Lebih dari sekedar mengucapkan selamat  pagi, selamat siang, selamat malam, mengingatkan untuk sholat, makan dan sebagainya.
Hari-hari yang aku jalani begitu indah. Aku bagai pemeran utama di film, tentang cinta, jatuh cinta. Ya, tentunya dengan dia. Sosok yang ku pilih menjadi pemeran utama di project hatiku. Memang benar, mereka bilang bulan ini bulan penuh cinta. Ya, aku mengakuinya.
Aku tak memiliki alasan mengapa aku menyukainya, dan apakah semua orang yang jatuh cinta harus selalu memiliki alasan?
Jatuh cinta itu sederhana. Sesederhana caraku mencintainya. Aku suka sederhana. Sederhana itu indah. Seindah dia yang berhasil merenggut perhatianku hanya untuknya. Untuknya, hingga yang lain ku anggap tak lebih baik darinya.


Sabtu, 14 Juli 2012

apa ini yang dinamakan rindu?


Aku berjalan menyusuri
Setiap kepenatan hidupku
Menahan desakan jiwa
Menusuk pikiran dan hatiku

Menatap langit
Yang enggan menyapaku
Seakan dunia menjadi  gelap
Segelap malam yang menaungi
Saat sepi mulai menyergap
Menguraikan kisah
Mengalahkan ketegaran  jiwaku

Angin berhembus pelan
mengelilingiku
Memaksa batinku
memunculkan kembali
sebentuk kenangan

detik waktu yang bergulir
menorehkan luka
hingga merobek
kepingan kebahagiaan
mencintaimu bagaikan
memiliki luka yang indah

Kamis, 05 Juli 2012

takdir dan harapan :')

“jantung berdetak lebih cepat dari biasanya. Dadapun ikut sesak dibuatnya”

Ya.begitulah yang aku rasakan saat ini, malam ini. Hanya dengan menunggu hitungan jam saja, waktu akan membawaku kepada takdir masa depan.

“pengumuman hasil SNMPTN tertulis 2012”
ya, esok hari. Rasanya sesak. Sulit untuk bernafas. Memang seperti itu, ini nyata. Entah apa orang lain yang sedang menunggu detik-detik pengumuman sepertiku ini merasakan apa yang juga aku rasakan. Apa hanya aku yang terlalu berlebihan? Apa hanya aku yang merasakan trauma melihat pengumuman lagi? Aku hanya takut kemungkinan terburuk itu. 

Ya ALLAH , apapun hasilnya nanti, aku percaya padaMu. Engkau pasti memberikan yang terbaik untukku. Untukku yang sudah berikhtiar. Tapi tetap rencanaMu yang menentukan segalanya.
Ya ALLAH, izinkan aku meraih cita-cita yang aku inginkan.
Ya ALLAH , izinkan aku membiarkan mereka memelukku dengan bangga.
Ya ALLAH, izinkan aku mengguratkan senyum di bibir mereka, kedua orangtuaku :’)

Biarkan tulisan ini menjadi bukti atau bahkan perwakilan dari seluruh peserta SNMPTN di indonesia, yang memiliki harapan untuk bisa meraih kursi pendidikan universitas negeri di Indonesia.

malam yang ditemani irama hati penuh harap
Penuh kecemasan , yang biasa disebut “deg-deg-an “

untuk KAMU, yang ku sebut DIA

aku  seperti  seseorang  yang tersesat  di dalam  kegelapan  dan  kebingungan  mencari jalan  pulang.  Lalu,  sosokmu datang  mengantarkanku  menuju cahaya terang”

Sore hari, teras rumah berpagar biru,
Rumus reaksi asam basa masih segar melekat di otakku. Dua orang temanku dan setumpuk buku kimia menemani ku di sore yang cerah ini. Tapi tidak secerah warna hati ku saat ini. Sendu. Hingga aku paksakan rumus-rumus itu masuk ke dalam otakku. Lalu sesaat kemudian, dering handphone ku yang jelek itu berbunyi. “pesan singkat dari nomer yang tak ku kenal, dari orang yang aku tau siapa dia”
Entah mengapa saat itu di bibirku tercipta guratan senyum. Mengapa bisa dia begitu cepat merubah warna ku saat itu. Mengapa?

Seminggu setelah kedatangannya,
Tak sadar akupun senang melihat pesan singkatnya memenuhi memory pesan di handphone ku. Bahasa dan tulisan pesan singkatnya mulai aku kenali. Dan aku mulai dibuat candu olehnya karena aku terlalu sering untuk tersenyum-senyum sendiri melihatnya. Melihatnya. Ya, hanya melihatnya. Melihatnya dari kejauhan. Memandangi matanya yang sering kali tak sengaja bertatapan dengan mataku yang sedang mencari sosoknya di sekeliling sekolah. Sosoknya yang tak aku mengerti. Sosoknya yang tak bisa ku raih. Sosoknya yang tak bisa aku tatap matanya secara dekat. sosoknya yang belum pernah berbagi suara denganku. Sosoknya yang tak tersentuh tapi terlihat. Sosoknya yang tak terdengar tapi terasa. Sosoknya yang hanya bisa memamerkan senyumnya. Hingga aku tak dapat mengartikan isyarat apa dari senyum nya yang ditujukan untukku. Ya, untukku. Hingga aku seringkali mencari tau apakah ada seseorang dibalikku. Lucu. Tapi sulit untuk digubris. Dan ketika jantungku berdetak lebih cepat saat bertemu dengannya. Diam-diam aku memperhatikan gerak-geriknya yang memang tak pernah tersentuh oleh jemariku. Memperhatikan wajahnya yang sering kali terbayang saat aku baca pesan singkatnya. Aku sering bertanya-tanya bagaimana bisa aku begitu ingin memperhatikannya? Hingga aku tak tau apa aku terlalu pintar atau terlalu bodoh untuk menanyakan hal seperti itu.

Diujung gerimis yang menantikan pelangi,
Entah sajak-sajak apa yang bisa mewakili perasaanku saat ini. Pengungkapan nya yang ku rasa absurd. Pengakuannya yang maya. Pengakuannya yang Aneh. Pengakuan melalui tulisan dari guratan jari-jarinya yang mungkin tak bisa diucapkan lewat bibirnya. Dan aku tak tau apakah tulisan itu bersumber pada hati nuraninya? Entah. Tetapi,  mengapa Pengakuannya yang sekejap memaksa detak  jantungku berdetak lebih cepat? Apa itu artinya aku juga cinta? Ah, Tidak..tidak.. aku tidak mungkin berkata aku mencintainya secepat ini. Tapi apa artinya aku selama ini, mantra apa yang dia berikan hingga aku merasa aneh, hingga aku mulai suka semua caranya yang ditunjukan padaku, hingga aku mulai suka semua tentangnya.


Untuk seseorang  yang seenaknya hadir
tetapi mampu menghapus luka
Dari seseorang  yang meragu
haruskah aku ungkapkan perasaanku padamu?