baca cerita sebelumnya disini :)
“Diam bukan berarti tak cinta
Tidak peduli bukan berarti benci
Menghindar bukan berarti takut
Pikiranmu yang tidak dapat ku pahami
Perasaanmu yang tidak dapat ku mengerti
Pernahkah kau tau apa yg ada pada ku saat ini
Apakah aku terlalu kau benci
Hingga sampai pada saat ini
Aku masih merasakannya...”
Seminggu setelah kepergiannya,
Aku menjalani hari seperti biasanya, masih tetap bisa membuka mata di saat sang surya menampakan wajahnya. Memang, tanpamu toh matahari masih tetap muncul. Memang, tanpamu toh malam masih bisa menjadi pagi, gelap tetap bisa menjadi terang. Tapi rasanya ada sesuatu yang hilang, aku seperti kehilangan sesuatu tanpa tau apa yang telah hilang. Rasanya sulit untuk dijelaskan. Dan aku seringkali melirik layar handphone ku, berharap ada pesan singkat dari nya yang menyapa. Namun sekarang tak ada lagi. Tak ada lagi pesan singkat yang selalu mengingatkan ku. Walaupun nomer hape nya sudah tak ada lagi di kontak hape ku, tapi aku tetap saja masih ingat. Memang cinta bisa membuat segalanya menjadi gila,candu. Aku kebingungan dan kehilangan arah. Tanpa dia. Seharusnya dari awal aku tidak mempercayai cinta yang dia torehkan. Seharusnya aku bisa tidak terhipnotis dengan segala janji-janji tololnya. Dan aku tak pernah tau jalan pikiran pikirannya yang terlalu rumit untuk aku telaah.
Begitu sulitkah aku melupakannya, dan begitu mudahnya dia melupakanku, mungkin kamu sudah menemukan tambatan hatimu yang baru.
Kepergianmu yang tak beralasan. Aku mulai sesak ketika mengingatnya. Mengingat saat jatuh cinta sampai pada rasa sakit. Ya, semua nya karena dia yang menciptakan.
Inikah caranya menyakiti hati seseorang yang tak pantas ia lukai ?
Aku menangis. Dan ia tertawa. Tak adil bukan?
Entah harus ku sebut apa seseorang sepertinya. Aku hanya ingin tau otaknya saja, apa dia tak pernah memikirkan mendung yang menghitam dihatiku? Mungkin saja ia tidak punya otak? Atau mungkin tak punya hati?
dia membuat mood ku selama seminggu menjadi jelek. Tak banyak hal yang bisa aku lakukan. hanya saja aku jalani hidupku tentu tanpa nya. Hanya bisa mengikhlaskan. Tak ada hal yang mampu ku perjuangkan selain membiarkannya pergi. Dan tak berharap ia menorehkan luka lagi.
Terima kasih untuk cinta dan luka,
aku banyak belajar tegar karena mu :)
semoga kamu tak pernah menyesal ya ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar