“kadang
lebih baik menjauhi seseorang bukan karena berhenti mencinta, tapi karena harus
melindungi diri agar tak terus terluka”
“kadang
meski masih ada cinta, dan tak ada yang berubah dengan rasa, kamu tak ingin
kembali padanya, karena takut terluka tuk alasan yang sama”
Aku kira, aku bisa mengatasi
segalanya. Aku bisa melupakan segala macam tentangmu. Ku pikir aku bisa mencari
pengganti mu. Aku sering berfikir untuk mematikan segala hal tentang perasaan
ini. hanya saja aku takut dikecewakan terlalu dalam. Beberapa kali logika ku
mengatakan itu tapi hati memang tidak bisa berbohong. Kamu terlanjur aku cintai
terlalu dalam dan sangat dalam. Kamu sudah menjadi bagian dari hari-hariku.
Setiap hari aku selalu melihatmu. Sungguh, aku tidak pernah mengerti apa yang
ada dalam perasaanmu. Perubahan yang selalu kamu tampilkan membuatku sulit
menerima nya.
Selama rentetan bulan kebersamaan
kita aku tak tahu apakah aku dan kamu bisa menjalani nya menjadi rentetan
tahun? Apakah kita akan selalu menemukan titik temu, jika aku selalu saja
bertanya tanya apakah perasaanmu sedalam seperti yang aku harapkan? Aku
mencintaimu karena begitulah kamu. Aku tak memikirkan bagaimana penampilanmu
dan sikap jelekmu. Kadang, aku berfikir tak ada yang bisa mencintaimu dengan
sangat dan menerima kekuranganmu dengan sabar, selain aku. Mungkin, kamu bisa
dengan mudah melupakan segalanya. Kebersamaan kita. Menyakitkan bukan jika kamu
masih mengharapkan keberadaan oranglain dalam hari-harimu dan tatapan matamu?
Mungkin dia bisa selalu membuatmu nyaman dan damai daripada aku yang bersamamu.
Sungguh ini menyakitkan. Apakah aku bukanlah sosok yang kau inginkan? Yang kau
harapkan?
Aku berusaha semampuku untuk
membahagiakan kamu. Namun tampaknya usahaku tak pernah terlihat dimatamu.
Setiap hari aku selalu berusaha meyakinkan diri ku sendiri bahwa kamu akan
tetap bersamaku. apakah aku yang harus berjuang sendirian jika perjuanganku
sering kamu abaikan? Rasanya aku tak cukup kuat jika aku harus mengembalikan
segalanya seperti semula. Aku kira, jika hal buruk itu tiba akan membuatku
sulit menerima bahwa kita tak lagi sama. aku yang melihatmu setiap hari tapi
dengan kita tak punya perasaan yang spesial. Setiap hari kita tak lagi menuju
arah yang sama. kita sudah tak saling berkhayal tentang mimpi-mimpi kita kelak.
aku hanya bisa mengenang rangkulan dan gandengan tangamu yang kurasakan pertama
kali. Dan kita saling melepaskan jemari masing-masing. Sungguh ini bukan hal
yang mudah.
Sayang, mengertilah sedikit
perasaanku. Ketahuilah apa yang aku rasakan. Aku kebingungan setiap kali
melawan resah yang disebabkan oleh mu. Aku selalu berusaha melawan rasa cemas
ku karena takut kau kecewakan lagi. Kamu yang menghamburkan harapan namun kau
sendiri yang menghempaskan nya. mungkin aku terlalu banyak berharap. aku sangat
menyayangimu. Aku terlanjur mencintaimu. Meskipun rasa sakit selalu kau berikan
namun aku masih bisa mencintaimu. Bodoh!
“yang
membuat cinta tetap ada hanyalah ketulusan, walaupun disakiti berkali-kali, tak
digubris berulang-ulang”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar