Pada saat ini kehidupan sehari-hari manusia sangat
sulit dilepaskan dengan kendaraan bermotor atau mesin, penggunaan mesin
langsung atau tidak langsung selalu disertai dengan penggunaan bahan bakar,
dari proses pembakaran selalu saja disertai dengan pembebasan panas. Tidak
semua panas dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi yang diperlukan tetapi
terbuang ke lingkungan, karena panas yang berlebihan justru akan mengganggu
kinerja mesin. Agar kerja mesin tidak terganggu, dalam mesin terutama yang
penggunaannya cukup lama atau kendaraan bermotor selalu dipasar radiator.
Fungsi Radiator adalah untuk mentranformasikan panas mesin ke lingkungan agar
kerja mesin tidak terganggu atau rusak karena “over heat” atau kelebihan panas.
Untuk kendaraan berkapasitas kecil (isi silinder
kecil) biasanya dibawah 200 cc cukup menggunakan pendingin sirip atau “van
colling” yang terpasang pada sisi luar ruang pembakaran mesin kendaraan
bermotor. Radiator digunakan pada kendaraan yang memiliki kapasitas silinder
yang cukup besar dengan memberikan pipa atau saluran pada badan mesin sehingga
cairan pendingin dapat melewati dengan baik menggunakan bantuan pompa radiator.
Perangkat radiator terdiri dari saluran cairan pendingin masuk dan keluar
mesin, kipas pendingin yang dipasang didepan atau dibelakang sirip pendingin,
tangki cadangan cairan pendingin radiator dan cairan pendingin radiator.
Cairan pendingin pada radiator ini
mempunyai peran yang sangat penting dalam metransformasikan panas mesin
kelingkungan, agar mesin dapat tetap bekerja pada suhu yang optimal yang
berdapak pada penghematan bahan bakar. Air sebenarnya dapat digunakan sebagai
cairan pendingin, namun air dengan titik didih 100oC dan titik beku
0oC memerlukan perhatian dan pemeliharaan yang terlalu sering, yang
lebih berbahaya bila kendaraan atau mesin digunakan didaerah yang beriklim
cukup ekstrim baik dingin maupun panas. Pada saat cuaca sangat dingin air dalam
radiator akan membeku dan dapat mengakibatkan pecahnya pipa saluran radiator
serta mesin akan sangat sulit untuk di stater. Demikian pula pada iklim yang
ekstrim panas, air dalam radiator tidak akan dapat bertahan lama karena
mendidih dan tingkat penguapan yang tinggi sehingga akan cepat habis bila tidak
terkontrol akan terjadi kerusakan kendaraan yang sangat fatal.
Untuk mengatasi masalah tersebut dibuatlah cairan
pendingin pada radiator yang biasa dikenal dengan nama “Radiator Coolant”.
Radiator Coolant dibuat dengan mencampurkan cairan etilen glikol atau
1,2-etanadiol dengan aquadestilata dengan perbandingan tertentu tergantung pada
kebutuhan dan situasi/iklim dimana kendaraan bermotor atau mesin tersebut
digunakan. Di daerah yang beriklim dingin, ke dalam air
radiator biasanya ditambahkan etilen glikol.
Etilen glikol (glikol) merupakan
senyawa yang dapat digolongkan sebagai polialkohol, berupa zat cair yang tidak
berwarna, kental dan berasa manis. Etilen glikol memiliki titik didih yang
relatif tinggi 198oC dan titik bekunya -11,5oC, mudah
larut dalam air.
Reaksi Pembuatan :
Etilen glikol dapat dibuat dengan
mengoksidasi etilena menggunakan katalisator perak, sehingga terbentuk etilen
oksida. Etilen oksida yang diperoleh dihidrolisis dalam lingkungan asam
sehingga terbentuk etilen glikol.
Etilen glikol seperti halnya air dapat
membentuk ikatan hidrogen, maka etilen glikol dapat bercampur dengan air pada
segala perbandingan, campuran etilen glikol dalam air banyak digunakan sebagai
cairan anti beku pada kendaraan bermotor yang digunakan didaerah beriklim
dingin atau panas. Hart Harold ( 2007 : 238 )
Di daerah yang beriklim dingin, air
radiator mudah membeku. Jika keadaan ini dibiarkan, maka radiator kendaraan
akan cepat rusak. Dengan penambahan etilen glikol ke dalam air radiator
diharapkan titik beku air dalam radiator menurun, dengan kata lain air tidak
mudah membeku.
Jadi, Radiator coolant merupakan aplikasi sifat koligatif
kenaikan titik didih dan penurunan titik beku dalam kehidupan sehari – hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar