Mentari
muncul dari peraduannya. Rumput-rumput menyisakan embun dingin. Burung-burung
dengan kicaunya yang riang meramaikan datangnya pagi di desa Wanaharja yang
letaknya dipinggir kota. Di sebuah rumah kecil, tinggal seorang ibu bersama anak perempuannya bernama
Aina.
Aina bersekolah di SMA favorit yang
berada di kota, setiap hari Aina harus menempuh perjalanan ke sekolahnya yang
jaraknya jauh dari rumahnya dengan menggunakan sepeda kesayangannya . Di
sekolah Aina dikenal sebagai siswa berprestasi. Ia selalu menjadi juara kelas
dan sering mengikuti beberapa perlombaan. Ia
juga tak pernah pamrih mengajari teman-temannya yang tidak paham tentang
pelajaran. Tak heran jika Aina disukai banyak teman-teman dan guru-guru karena
sifatnya yang ramah dan rajin.
Hari
ini adalah hari pengumuman hasil kelulusan. Semua orangtua siswa sedang
menantikan amplop yang berisi kertas yang bertuliskan LULUS atau TIDAK LULUS
beserta hasil nilai ujian anaknya. Sedangkan semua siswa kelas 3 menunggu
dengan hati yang berdebar-debar, tak terkecuali Aina.
Setelah lama menunggu,
akhirnya para orangtua keluar dari ruangan dengan membawa amplop itu dan
memperlihatkan kepada anaknya. Lalu ada ibu guru yang mengumumkan untuk siswa
dengan nilai tertinggi diraih oleh AINA ANGGREANI. Betapa bahagianya bu Lasmi ketika nama anaknya disebutkan sebagai
siswa berprestasi. Hari itu bu Lasmi yang seorang tukang jamu miskin merasa
lebih terhormat daripada orangtua lain sekaya apapun mereka.
“makasih ya nak, ibu
bangga punya anak seperti kamu” ucap bu lasmi dengan raut wajah yang bahagia.
“itu semua takkan
terjadi tanpa doa dari ibu” kata Aina seraya memeluk tubuh ibunya. dengan
airmata nya yang sudah terlanjur menetes sampai ke pipi. Bukan airmata
kesedihan, melainkan sebuah airmata kebahagiaan. Tak sia-sia ia belajar selama
3 tahun di SMA ini dengan hasil jerih payah kerja ibunya
V
“Aina,
kamu jadi mendaftar beasiswa kuliah itu?” tanya bu Lasmi kepada anak
satu-satunya itu. Sambil menyiapkan botol-botol kaca untuk tempat jamu jualannya.
“Aina
ragu bu, kalau misalnya Aina kuliah nanti ibu di rumah sendirian” jawab Aina.
Mata itu menatap sosok ibunya yang sudah
menua. Dia tidak tega harus membiarkan ibunya hidup sendiri. Dari pagi sampai
siang ibunya jualan jamu keliling sedangkan sore hari menjahit di rumahnya.
“lho?
Kenapa ragu tho Nak, itu kan cita-cita mu, bukannya kamu ingin sekali mendapat
beasiswa itu?” nada suara bu lasmi yang sedikit kecewa “ tidak usah
mengkhawatirkan ibu , yang penting kamu bisa kuliah yang pinter, jadi orang
sukses yang berguna untuk oranglain. Kalau kamu sukses, ibu juga seneng” lanjut
bu Lasmi dengan sungguh-sungguh.
Aina
mengangguk dan tersenyum “insyaAllah bu”. Tapi dihatinya masih tersimpan
gundah.
v
Akhirnya Aina memutuskan
untuk mendaftar. Walaupun berat ia harus meninggalkan ibunya hidup sendiri,
jika ia diterima. Namun ada sebuah keinginan
besar untuk meneruskan sekolahnya ke Universitas yang ia mimpikan. Ia selalu
berdoa kepada Allah SWT agar selalu dimudahkan jalannya menuju cita-cita dalam
hidupnya.
v
Langit
sore menampakan warna jingga yang kelabu. Matahari kembali sembunyi dibalik awan
malam yang mendung. Lalu hujan pun turun dimulai dengan gerimis yang beradu.
Yang memaksa sebagian orang untuk tidak beraktivitas di luar rumah.
Di
dalam rumah, Bu Lasmi sedang melakukan
pekerjaan sampingannya yaitu menjahit dengan mesin jahitnya yang sudah tua.
Itupun jika ada yang menawarkan jasa itu ke rumahnya. Tak jarang Aina membantu
bu Lasmi menjahit dan membuat jamu.
“uhuk..uhuk..”
bu Lasmi terbatuk-batuk.
“bu,
ibu kenapa?” tanya Aina menatap ibunya dengan resah.
“tidak
apa-apa Nak” jawab bu Lasmi “uhuk..uhuk” batuk bu Lasmi semakin parah saja.
“itu
kan bu.. batuk ibu semakin parah, sebaiknya sekarang kita periksakan saja ya bu”
bujuk Aina
“tidak
perlu, ini cuma batuk biasa. Cuaca yang sering berganti-ganti itu memang
musimnya banyak penyakit. Apalagi flu dan batuk” kata bu Lasmi meyakinkan Aina.
Sebenarnya bu Lasmi memang merasakan ada yang tidak beres dengan pernafasannya
yang sering sesak dan batuk. Tapi ia selalu menyembunyikannya dari Aina.
“tapi
bu..” Aina menggenggam tangan ibunya.
“percaya
sama ibu” ujar bu Lasmi berharap Aina dapat mengerti.
v
Aina
menghela nafas panjang. Lewat jendela kamar, matanya mengawang pada langit
malam yang dihiasi cahaya bintang. Tetapi suasana hati Aina tak seindah dengan apa
yang terjadi seperti malam ini.
“bagaimana mungkin aku meninggalkan
ibu yang sedang sakit, tinggal sendirian di rumah ini” resah Aina dalam hati. Ia keluar dari kamarnya. Dan
mendapati ibunya yang masih menjahit.
“ kok belum istirahat bu? Sudah
malam bu, lebih baik diselesaikan besok saja” pinta Aina
“tidak apa-apa, toh juga ibu sedang
membuatkan mukena untukmu. Kalau pesanan untuk orang sudah jadi nduk” kata bu
Lasmi diakhiri dengan senyuman.
“untuk Aina bu?” tanyanya dengan
senang hati.
“ya Nak, ini hadiah untukmu dari ibu”
jawab bu Lasmi dengan melanjutkan jahitan mukenanya yang sudah akan jadi.
“terima kasih ya bu” ucap Aina
dengan tersenyum “tapi.. Aina belum pasti diterima toh bu?” la merasakan kembali
kegundahan hatinya.
“optimis Nak, ibu yakin kamu pasti
diterima. Besok hari pengumuman beasiswa itu tho?”.
“iya
ibu.. bu, Aina sayang ibu”
“ibu juga sayang Aina”
Aina
menghampiri peluk ibunya.
Tapi
tetap saja keraguan dan kegundahan masih menyelimuti hatinya. Di dalam hati
kecilnya ada perasaan takut apabila ia diterima. Tapi ada perasaan kecewa apabila
ia tidak terima.
v
Keesokan
harinya. Seperti biasa, setiap pagi sampai siang bu Lasmi berjualan jamu
keliling. Meskipun hasilnya tidak seberapa, namun pekerjaan itu tetap ia jalani
dengan senang hati. Bu Lasmi biasa jalan kaki menyusuri rumah-rumah .
“uhuk..uhuk” bu Lasmi menghentikan
langkah kakinya. Karena batuk yang ia rasakan sudah semakin parah “uhuk..uhuk” batuknya
lagi. Lalu diusapkan telapak tangannya ke mulut untuk menutupi suara batuk itu.
Tapi begitu ia buka dan lihat, telapak tangannya sudah bercampur darah.
Pandangannya mulai kabur. Kakinya kaku untuk dipaksa berjalan. Kepalanya
semakin berat untuk merasakan apapun. Tubuh bu Lasmi jatuh ke kerikil jalanan yang menurun.
Malangnya, di pinggir jalan itu ada sebuah batu besar, dan kepala bu lasmi
membentur batu itu.
v
Di
tangan Aina sudah memegang sebuah amplop berisi surat pengumuman beasiswa
Universitas itu.
“Apapun
isi yang ada di dalam amplop ini aku harus terima. Karena itu memang sudah
jalan yang Allah berikan kepadaku” bisik Aina dalam hati.
Dengan
penasaran dan hati yang penuh harap. Aina membuka amplop itu dengan hati-hati.
Pandangan matanya tertuju pada sebuah tulisan “DITERIMA”. Airmatanya menetes. Tak
tahu apakah ia harus sedih atau senang. Tapi yang pasti ia harus segera pulang
ke rumah dan memperlihatkan surat itu
kepada ibunya.
“
ibu pasti sangat bahagia mendengar kabar ini” Aina tersenyum dalam hati.
v
Begitu
ia sudah sampai rumah, betapa terkejutnya ketika ia melihat banyak orang berada
di rumahnya.
“ada
apa ini, pak bu?” tanya Aina kepada para tetangganya itu dengan wajah yang tak
mengerti. Lalu didapatinya tubuh ibunya tergeletak tak sadarkan diri.
“Aina,
ibu kamu jatuh pingsan di jalan dan kepalanya terbentur batu” tutur bu Rina
seorang Dokter di puskesmas desa tempat tinggal Aina.
“dan
ibumu tidak bisa diselamatkan” lanjut bu Rina dengan mata yang berkaca-kaca.
Aina
tersontak kaget mendengar apa yang baru saja diucapkan bu Rina. Ia langsung
memeluk tubuh ibunya yang sudah tak bernyawa lagi. Airmata kesedihan yang kini
menetes dari mata Aina. Dia kehilangan sosok panutan dalam hidupnya yaitu bu
Lasmi.
v
~~~~ Bagi Seorang Anak Mari Kita Banggakan Orang Tua Dengan Hasil Kerja Kita Sendiri~~~~~~~~
BalasHapusBisnis lokal yang paling BOOMING:
Terbukti, hanya dlm waktu 175 hari, member telah lebih dari 377.866 orang
http://indoboclub.com/?ref=zkr2
Dahsyat!!
- INI GRATIS ~~~~~~~
- Mempunyai 2 sistem utama: Plan GRATIS & Plan INVESTASI
- Withdrawal bisa ke PM, Bank Lokal, dan Pulsa
- Web semakin AMAN dengan HTTPS/SSL 256 bit
- Komunikasi langsung dgn Admin via SMS/Call/FB
- Invest minimal $0.5 via PM, EgoPay, Payza, & Bank Lokal
- Profit 2% x 100 hari + Profit extra
- Compound minimal $0.5
- WD INSTANT ke PM minimal $0.02 (cuma butuh waktu 3 detik)
- WD ke Bank Lokal minimal $20 (kurs $1 = Rp 9.700)
- WD dgn Pulsa HP dengan harga dibawah standar pasar
- Tersedia fitur IBC MOBILE, website versi HP
- Jika Ingin Lebih Jelass Lgi Kunjungi Blog saya Di
http://kesuksesantergantunganda.blogspot.com
- Terima Kasihh