Oleh: Prof. Made Astawan
INFOPENTING.com - Puasa Ramadhan sebagai
ibadah banyak manfaatnya bagi kesehatan. Supaya kedua tujuan itu dapat
tercapai, perlu pengaturan pola makan secara khusus. Terutama mengatur
asupan gizi saat berbuka dan sahur.
Selama berpuasa, pola makan akan
berubah, karena hanya diperbolehkan makan saat pagi sebelum terbit fajar
dan menjelang malam hari. Lambung dibiarkan kosong selama sekitar 13
jam. Umumnya, tubuh memerlukan waktu 3 - 5 hari untuk beradaptasi dengan
pola makan yang baru ini.
Meski lambung kosong belasan jam, tidak
ada yang perlu dikhawatirkan. Tubuh akan tetap memiliki energi yang
cukup untuk beraktivitas. Energi tersebut berasal dari cadangan energi
berupa lemak yang tersimpan di bawah kulit, serta glikogen yang
tersimpan di otot dan hati.
Dari aspek gizi, puasa paling tidak akan
mengurangi asupan zat gizi, terutama energi, sekitar 20-30 persen.
Namun dari aspek kesehatan, puasa ternyata memberi manfaat kesehatan
terhadap tubuh. Bahkan di negara-negara maju, puasa dijadikan salah satu
terapi (fasting therapy) untuk penyembuhan beberapa penyakit
degeneratif.
Hindari Es dan Balas Dendam
Selama berpuasa terjadi perubahan pola
makan dari tiga kali menjadi dua kali sehari, dengan jadwal juga
berubah. Perubahan frekuensi makan ini akan menurunkan jumlah zat gizi
yang masuk ke dalam tubuh. Oleh karena itu, dalam seminggu pertama
umumnya akan terjadi penurunan berat badan karena tubuh belum terbiasa
dengan pola makan baru. Dalam minggu-minggu berikutnya tubuh dapat
beradaptasi terhadap perubahan.
Puasa yang benar adalah yang memenuhi
kaidah agama dan kesehatan. Antara lain tampak dalam perilaku makan dan
minum pada saat buka dan sahur. Menyegerakan berbuka puasa saat adzan
maghrib tiba, serta menunda sahur hingga mendekati waktu imsak,
merupakan strategi puasa yang diajarkan Rasulullah SAW. Hal itu
dimaksudkan untuk mengurangi dampak kelaparan berkepanjangan terhadap
sistem metabolisme tubuh.
Pada saat berbuka sebaiknya tidak makan
dan minum terlampau banyak sebagai tindakan “balas dendam”. Langsung
makan makanan berat justru akan membebani kerja lambung yang sudah
dibiarkan istirahat sekitar 13 jam. Untuk berbuka puasa umumnya kita
memulai dengan makanan manis-manis, mengikuti sunah Nabi, dengan tujuan
agar tubuh segera mendapatkan glukosa untuk menormalkan gula darah yang
menurun selama 13 jam berpuasa.
Menu pembuka dapat berupa sirup manis,
teh manis, aneka kolak, kurma, serta berbagai makanan jajanan. Makanan
dan minuman manis sangat mudah dicerna sehingga segera mengembalikan
kesegaran tubuh. Porsi energi saat berbuka sebaiknya sekitar 10-15
persen dari total kebutuhan energi sehari.
Hindari minum minuman dingin atau yang
dicampur es saat berpuka. Es dapat menahan rasa lapar sehingga hidangan
lain yang lebih bergizi tidak dapat disantap, akibatnya akan mengurangi
asupan zat gizi yang sangat diperlukan tubuh untuk memulihkan stamina.
Makanan Lengkap, Karbohidrat Kompleks
Setelah melaksanakan shalat maghrib,
sekitar 30 menit setelah awal berbuka, makan malam dapat dilakukan
seperti biasa. Jenis makanan yang sebaiknya dikonsumsi adalah makanan
lengkap yang mengandung karbohidrat kompleks. Perolehan energi yang
disarankan adalah 30-35 persen dari total kebutuhan energi dalam sehari.
Seusai shalat tarawih hingga sebelum
tidur (sekitar pukul 21.00), konsumsi pangan sumber karbohidrat, tetapi
menghindari konsumsi pangan yang mengandung serat dan protein tinggi.
Perolehan energi yang disarankan adalah 10-15 persen dari total
kebutuhan energi dalam sehari.
Pada saat sahur tidak disarankan
mengonsumsi makanan dan minuman secara berlebihan, dengan tujuan
menabung makanan. Konsumsi berlebihan justru memperburuk kondisi tubuh
di siang hari.
Makanan sumber karbohidrat kompleks
(nasi, jagung, umbi) dan protein tinggi (susu, telur, ikan, daging
merah, daging ayam, tahu atau tempe) dan makanan tinggi serat (sayuran
dan buah-buahan) sangat baik untuk dikonsumsi sebagai penyedia energi
jangka panjang. Perolehan energi yang disarankan adalah 40-45 persen
dari total kebutuhan energi sehari.
Konsumsi Cairan dan Olahraga
Selama berpuasa, aturlah agar air yang
diminum tetap sekitar 8 gelas per hari, seperti pada hari biasa.
Caranya: minumlah 2 gelas pada saat berbuka, 4 gelas setelah shalat
tarawih hingga menjelang tidur, 1 gelas saat bangun tidur untuk sahur,
dan 1-2 gelas lagi setelah sahur menjelang imsak.
Minum air tidak selalu berarti air putih
semata, tetapi dapat juga berupa minuman teh, susu, jus buah, koktil
buah, bahkan kuah sayur juga termasuk dalam cairan yang dianjurkan untuk
dikonsumsi.
Jika ada obat-obatan yang harus
dikonsumsi, perlu dilakukan perubahan jadwal konsumsi. Obat-obatan yang
biasanya diminum pagi hari bisa diubah ke waktu berbuka puasa, sedangkan
dosis sore dipindahkan ke waktu makan sahur. Untuk yang gemar berolah
raga, perhatikan jadwal yang tepat, agar tidak mempengaruhi kadar gula
sewaktu berpuasa.
Alternatif waktu terbaik untuk olahraga
bukan menjelang waktu berbuka, karena kondisi gula darah sudah mendekati
ambang di bawah 60 mg/dl. Saat yang paling tepat dan lebih rasional
untuk berolahraga adalah usai salat tarawih. Jenis olahraga sebaiknya
yang ringan-ringan saja.